Labels

Sunday, 14 January 2018

Konsep New Media


Pengertian New Media

Istilah new media atau media baru sebenarnya telah digunakan sejak tahun 1960an yang merujuk pada penggunaan serta penerapan seperangkat teknologi komunikasi yang dikenal dengan dotcom mania, cyberspace, dan televisi interaktif. Istilah new media sendiri sulit untuk didefiniskan karena makna kata “new” atau “baru” yang sangat relatif. Kata “new” memerlukan permasalahan historis, sebuah kerangka kerja temporal dan spasial yang beresiko dalam membangun “yang baru” sebagai sebuah kulminasi serta pemenuhan “yang lama”.
Beberapa ahli menggambarkan new media sebagai transisi dari media yang menggunakan teknologi analog ke media yang menggunakan teknologi digital. Jadi, dapat dikatakan bahwa new media adalah media yang berbasiskan teknologi digital.  Beberapa ahli lain lebih menekankan arti new media pada istilah “new” sebagai tanda keberlangsungan sejarah perkembangan media.  Berikut adalah beberapa pengertian new media menurut para ahli.



  • Menurut Lisa Gitelman dan Geoffrey B. Pingree, yang dimaksud dengan new media adalah semua media yang pada masa sebelumnya disebut sebagai “new media” dan media darurat yang dipandang sebagai media yang memiliki potensi maupun resiko.
  • Sementara itu, Lievrouw dan S. Livingstone mendefinisikan new media dengan cara menggabungkan teknologi informasi komunikasi beserta konteks sosial dan membawanya bersama tiga buah elemen yaitu alat-alat dan artefak komunikasi; kegiatan, praktis, dan penggunaan; dan organisasi sosial yang terbentuk di sekitar alat dan praktis.
  • Definisi lain yang dirumuskan oleh techencyclopedia menyatakan new media sebagai bentuk berkomunikasi dalam dunia digital, termasuk didalamnya penerbitan elektronik pada CD-ROM, DVD, televisi digital dan yang paling signifikan adalah internet. New media memiliki implikasi digunakannya desktop dan komputer portable atau alat-alat jinjing tanpa kabel. Sebagian besar perusahaan dalam industri komputer terlibat dalam new media dalam beberapa hal.
Latar Belakang
Ketika kita berbicara tentang new media maka tidak akan lepas dari media lama. Dalam artian, kelahiran dan perkembangan media baru diawali oleh kelahiran dan perkembangan teknologi media lama. Sejatinya, kehadiran media baru tidaklah menggantikan media lama, hanya saja berbagai varian media komunikasi kini telah hadir karena didukung adanya inovasi baru dalam teknologi komunikasi yang terus  berkembang tanpa henti dan sangat cepat.

Hingga kini, masih kita temui surat kabar cetak atau radio serta televisi yang berasal dari media lama. Namun, perkembangan teknologi menuntut para organisasi media untuk berinovasi memanfaatkan kehadiran media baru guna lebih memperluas khalayak. E-paper adalah salah satunya. Begitu juga dengan radio streaming. Kesemuanya memanfaatkan internet untuk memperluas jangkauan siaran dan khalayak lebih luas lagi.
 
Gagasan era media kedua yang dicetuskan oleh Mark Poster adalah embrio bagi terwujudnya masyarakat informasi yang dapat dibenadakn dengan mudah dengan masyarakat media. Kajian media menjadi ambigu karena obyek studi yang telah dubuat lebih banyak didominasi oleh transformasi yang tengah terjadi. Terminologi media sendiri secara tradisional mengacu pada media massa yang dialamatkan pada sebuah studi komunikasi massa di Amerika Serikat. Namun kajian media dan kajian media komunikasi  massa tidak lagi merujuk pada dinamika media penyiaran, namum telah memberikan pembatasan atau pembedaan terhadap era media pertama dan era media kedua (Holmes, 2005 : 7).


Era Media Pertama (First Media Age)

Istilah media pertama kali dicetuskan oleh Marshall McLuhan dalam Electronic Revolution Effects of New Media. McLuhan berpendapat bahwa revolusi elektronik yang terjadi pada dekade 1950an di Amerika Serikat telah memberikan dampak yang sangat besar. Revolusi elektronik yang diakibatkan oleh berbagai media telekomunikasi dan media massa televisi telah membawa struktur informasi simultan kepada masyarakat elektronik (Holmes, 2009 : 684). Hal ini disebabkan pada rentang tahun 1960an, era media dengan teknologi cetak mulai bergeser ke era media yang berteknologi elektronik. Selanjutnya, McLuhan berusaha untuk menjelaskan pemikirannya tentang implikasi penggunaan media elektronik secara luas. Ia menyatakan bahwa medium is the message (and the message). Dengan kata lain, bentuk media baru mentransformasi pengalaman dan masyarakat. Pengaruh yang terjadi sangatlah penting dibandingkan dengan isi pesan yang dikirimkan dalam bentuk pesan tertentu.
McLuhan menggunakan istilah global village untuk merujuk bentuk baru organisasi sosial yang tidak dapat dihindari sebagai sebuah media elektronik instan yang menyatukan seluruh dunia ke dalam sebuah sistem masyarakat sosial, politik, serta budaya yang besar.  Terkait dengan hal ini, McLuhan lebih menekanakan pandangannya tentang berbagai permasalahan mikroskopik dengan dampak media terhadap indera kita dan dimana pengaruh itu mungkin terjadi. Pemikiran McLuhan itu dapat diterima oleh industri media namun juga mendapat kritikan dari berbagai pihak. Namun, Everett M. Rogers sebagai pencetus teori difusi inovasi memiliki pendapat lain bahwa perspektif McLuhan layak memperoleh perhatian lebih oleh para peneliti komunikasi massa khususnya mereka yang tertarik mempelajari media baru lebih lanjut.


The First Media Age atau era media pertama atau disebut juga dengan era media penyiaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Produksi yang terpusat atau dari satu orang ke banyak orang.
  • Komunikasi satu arah.
  • Sebagian besar media cenderung dikontrol oleh Negara.
  • Reproduksi stratafikasi sosial dan ketidaksetaraan melalui media.
  • Partisipan terfragmentasi dan terbentuk sebagai massa.
  • Mempengaruhi kesadaran.
Dalam teori era media pertama dikenal adanya pendekatan integrasi sosial. Pendekatan intergasi sosial adalah sebuah pendekatan dalam teori era media pertama yang menekankan transmisi informasi yang mengurangi kemungkinan terjadinya interaksi. Beberapa media dianggap berperan sebagai media informasi dan karenanya memiliki fungsi memediasi antara kenyataan dan konsumen.


Era Media Kedua (Second Media Age)

Meskipun pengamatan yang telah dilakukan oleh McLuhan tentang globalisasi media dan konvergensi media telah membentuk beberapa dasar bagi penelitian new media, revolusi yang menginspirasi perhatian teori  new media kontemporer dapat ditemukan dalam penelitian era me
dia elektronik kedua yang didasarkan pada interaktifitas. Kelahiran dan perkembangan internet sebagai media komunikasi yang dimulai pada pertengahan tahun 1990an telah memunculkan berbagai pemikiran baru dari para ahli salah satunya adalah Mark Poster.

Pada tahun 1990, Mark Poster mempublikasikan sebuah buku yang berjudul The Second Media Age yang menggambarkan dimulainya periode baru dalam teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya internet, yang berkontribusi dalam membentuk masyarakat baru. Gagasan era media kedua yang telah dikembangkan pada tahun 1980an menandakan adanya perubahan penting dalam teori media. Salah satunya adalah hilangnya konsep media dari komunikasi massa ke dalam berbagai bentuk media yang memiliki ruang lingkup sangat luas namun lebih personal.
Selain itu, konsep yang menggambarkan penggunaan media yang mencakup informasi dan pengetahuan yang bersifat individual ke bentuk interaktif. Kemudian, tesis era media kedua membawa teori media dari ketidakjelasan relatif di tahun 1960an ke popularitas terbaru di tahun 1990an dan setelahnya. Media kembali menemukan kekuatannya di dalam dirinya termasuk timbulnya minat baru dalam karakteristik penyebarluasan dan media penyiaran.Sementara itu, era media kedua atau disebut juga dengan era media interaktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Desentralisasi.
  • Komunikasi dua arah
  • Menghindari adanya kontrol yang dilakukan oleh Negara.
  • Demokratisasi, memfasilitasi warga Negara.
  • Partisipan terlihat mempertahankan individualitas mereka.
  • Mempengaruhi pengalaman individu tentang ruang dan waktu.
Di akhir tahun 1990an, era media kedua telah menjadi semacam ortodoks yang mendukung teori media baru dan pengembangan studi internet dan kajian cyber. Teori media baru mengalihkan sebagian besar perhatiannya pada ontologi media digital sebagai ciri khas yang akan menggantikan masa emas era media kedua.
Dalam teori era media kedua juga dikenal adanya pendekatan interaksi sosial dimana media baru digambarkan memiliki karakteristik yang lebih interaktif dan menciptakan sensasi baru dalam komunikasi personal.  Salah satu ahli yang dikenal memiliki sudut pandang seperti ini adalah Pierre Levy. Ia memandang World Wide Web adalah sebagai lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis. World Wide Web memungkinkan manusia untuk mengembangkan sebuah orientasi baru untuk memperoleh pengetahuan dan karenanya World Wide Web bersifat lebih interaktif dan berbasis pada komunitas. Internet menyediakan tempat pertemuan virtual yang memperluas dunia sosial, menciptakan kemungkinan baru bagi pengetahuan, dan menyediakan ruang untuk berbagi perspektif tentang dunia web (LittleJohn, 2011 : 292).
 

No comments:

Post a Comment